Arsitektur Dwijendra awalnya dikenal sebagai Sekolah Tinggi Arsitektur Tradisional Bali, pada tahun 1981. Selanjutnya tahun 1982 ditingkatkan menjadi Universitas Dwijendra dalam bentuk Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur.
Untuk ketiga kalinya pada tahun 2012 memperoleh status terakreditasi sesuai dengan Surat Keputusan Ban-PT no: 032/BAN-PT/Ak-XV/S1/X/2012 Tentang Penetapan Status Terakreditasi.


Rabu, 17 Februari 2010

PLAGIAT LAGI, LAGI PLAGIAT ......

Memang dunia pendidikan di Indonesia ini sekarang ini tengah mencapai puncaknya dalam urusan jiplak menjiplak, tidak saja ribuan guru yang terjaring dalam menjiplak karya ilmiah. Namun dosen juga kena urusan jiplak ini. Jiplak atau plagiat di dunia pendidikan itu memang pada akhirnya meruntuhkan sendi-sendi etika-moral, tidak saja menjatuhkan diri pelaku tetapi juga korpsnya. Prof. Banyu Perwita, ternyata tidak sekali saja melakukan usaha plagiat ini, sampai tiga kali menurut salah satu media. Uniknya sang Professor ini pernah dengan teliti memeriksa karya-karya mahasiswanya, bahkan sampai berkata “Ya kita bandingkan saja. Misalkan sumbernya dari buku textbook (berbahasa Inggris-red.), masa yang bahasa Inggrisnya caur bisa bagus dalam waktu secepat itu. Kodok enggak mungkin berubah jadi pangeran donk. Memang harus benar-benar teliti,” kata dia. Baiklah, Pak Dosen! namun apa lacur sang professor kena batu juga. Ulasan mengenai mengapa urusan jiplak-menjiplak jadi membudaya ini telah dilakukan dalam beberapa tulisan. Intinya konon itu karena lingkungan sosial pendidikan kita dan sistem pendidikan di Indonesia, ini sebagai kambing hitamnya, benarkah demikian? Ini jadi pemikiran kita bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar